Etiket Bertelepon
Banyak
orang menyamakan begitu saja kata etika dan etiket padahal keduanya memiliki
pengertian berbeda. Etika adalah cabang filsafat yang membahas tingkah laku
manusia berdasarkan kaidah baik-buruk, benar-salah, tepat-tidak. Sedangkan
etiket (bahasa Perancis Etiquette) adalah tata krama, sopan santun, atau tata
pergaulan. Kalau etika membahas apa yang benar, salah, jujur, adil dan
lain-lain; sementara itu etiket membahas apa yang sopan dan pantas.” Etiket
diterapkan, dalam percakapan, bertamu, berkunjung, makanminum, melayani atau
menerima tamu, bertelepon, dan seterusnya.
Penanganan Telepon
Bagaimana
etiket bertelepon? Ketika kita menggunakan pesawat telepon, kita memang tidak
berhadapan dengan orang yang kita ajak berkomunikasi. Dengan demikian, kita
tidak perlu tampil dengan cantik dan menarik, memakai busana yang up to date,
juga tidak perlu menampakkan wajah yang ramah dan penuh senyum seperti layaknya
menerima tamu. Hal terpenting adalah suara yang jelas, tegas, namun terkesan
ramah, hangat, dan bersahabat. Dengan suara yang merdu didengar, tidak jarang
orang menjadi lebih betah dan senang berkomunikasi dengan kita. Walaupun begitu,
penampilan tetap tidak boleh diabaikan, karena tugas sekretaris bukan hanya
menerima atau menelepon.Tidak salah, jika ada kesan pertama orang luar terhadap
perusahaan atau kantor dapat timbul dari cara pembicaraan di telepon. Dengan
hanya mendengar suara, apa yang dikatakan, dan bagaimana cara menyatakannya di
telepon, orang luar sering menyimpulkan pribadi penerima telepon dan citra
perusahaan. Penampilan yang menarik tidak akan tampak dalam hubungan
bertelepon. Akan tetapi, kepribadian seseorang jelas tercermin melalui
bagaimana mereka menyampaikan sesuatu yang harus dikatakan. Walaupun orang
tidak bisa melihat perilaku penerima telepon, tetapi jalan pikiran penerima
telepon dapat dirasakan melalui pembicaraan yang dilakukannya ketika dia
menjawab telepon. Untuk itu, penerima telepon harus selalu bersikap ramah dan
memberikan kesan bahwa ia benar-benar ingin membantu. Jangan sekali-kali
beranggapan bahwa orang yang menelepon ini tidak melihat siapa yang menerima
telepon, lalu penerima telepon dapat semaunya dan berbicara kurang sopan.
Layanilah orang yang bertelepon dengan senang hati dan santun. Suara penerima
telepon (sekretaris atau resepsionis) mencerminkan citra organisasi/perusahaan.
Sering kali orang yang menelepon menarik kesimpulan tentang citra pimpinan dan
perusahaan berdasarkan reaksi yang mereka peroleh pada waktu menelepon. Satu
kali saja pelayanan telepon tidak memuaskan, maka dapat menghancurkan citra
perusahaan sebelumnya. Sebaliknya, jika sikap baik dalam melakukan pelayanan
telepon dapat Anda berikan maka gambaran yang baik terhadap perusahaan akan
terbentuk pula. Bagi penerima telepon sendiri, hubungan baik yang dibina dengan
orang yang belum pernah ditemuiakan sangat besar manfaatnya.
Sikap
wajar dan ramah dalam menelepon mungkin lebih penting daripada sikap dalam
kontak langsung (bertemu muka). Bersikaplah wajar dan ramah dalam pembicaraan
telepon. Tunjukkanlah ketulusan dan kemauan untuk mendengarkan apa yang
dikatakan oleh orang yang berbicara di telepon, tanpa harus memotongnya
pembicaraan penelepon sebelum nada sela yang memberikan kesempatan kita untuk
menjawabnya.
Memang
kita tidak berhadapan langsung dengan orang yang kita ajak bicara, akan tetapi
etiket dalam bertelepon tidak boleh diabaikan.
Adapun hal –hal yang penting dan
harus kita perhatikan dan kita laksanakan sehubungan dengan etiket bertelepon
adalah sebagai berikut.
1.
Jangan membiarkan telepon berdering terlalu lama, maksimal tiga kali berdering,
segeralah angkat dan jawab dengan sopan;
2.
Bersikaplah bijaksana dalam menanggapi penelepon. Siapa pun yang menelepon
adalah penting dan patut dilayani dengan sebaik-baiknya;
3.
Jangan memulai pembicaraan hanya dengan ucapan kata halo, tetapi langsung
menyebutkan nama organisasi atau perusahaan tempat kita bekerja.
4.
Jangan menggunakan pesawat telepon di tempat kerja untuk kepentingan pribadi
atau terlalu lama berbicara dengan si penelpon. Sekretaris yang pada umumnya
wanita, sering tergoda dengan “hobi ngerumpi.” Dalam hal ini, kita harus mampu
menempatkan diri kita sebagai petugas kantor. Hindari percakapan melalui telepon
apabila tidak begitu perlu. Namun, apabila memang ada kepentingan pribadi yang
begitu mendesak untuk dibicarakan, kita dapat menggunakan hubungan telepon
dengan bijaksana. Artinya, bicara seperlunya tanpa menggangu tugas kita.
5.
Berusahalah mendengarkan mitra bicara kita. Jangan melamun atau bersikap tidak
tertuju pada pembicaraan sehingga kadang-kadang kita meminta penelepon untuk
mengulangi pembicaraan dengan ungkapan, “apa, bisa diulang?” Sungguh hal yang
tidak sopan bila kita mengungkapkan hal demikian. Oleh karena itu, konsentrasikan
pikiran kita pada percakapan tersebut.
6.
Jangan mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaan. Sebaliknya, bicaralah
dengan sikap yang menyenangkan. Mungkin kita mendapat perlakuan yang kurang
enak dari percakapan melalui telepon, tetapi sebaiknya kita dapat menahan diri
untuk tidak mengucapkan kata-kata kasar, bahkan sampai menyinggung perasaan
penelpon. Bagaimanapun juga, seorang sekretaris harus tetap ramah dan sopan di
dalam percakapan lewat telepon.
7.
Berusahalah untuk menanggapi maksud pembicara dengan cepat dan memberi kesan
bahwa orang yang kita ajak bicara diperhatikan seperti layaknya kita berhadapan
langsung dengannya.
8.
Berbicaralah dengan tempo yang tepat, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
Bila kita berbicara terlalu cepat, orang yang berkomunikasi dengan kita sering
tidak memahami isi pembicaraan kita. Sebaliknya, bila kita berbicara terlalu
lambat, orang akan cepat bosan karena harus menunggu terlalu lama untuk
memahami maksud pembicaraan kita. Jangan pula berbicara dengan suara terlalu
keras . Perhatikan volume suara, ucapkan dengan kata yang jelas, lancar, dan
kecepatan yang normal.
9.
Sebut nama dan jabatan orang yang akan dituju, di samping pokok pembicaraan.
Jangan sampai sesudah menghubungi nomor tertentu, kemudian kita bertanya, Saya
harus berbicara dengan siapa ya?
10.Ada
baiknya kita tanyakan apakah saat ini memang waktu yang tepat untuk berbicara.
Barangkali saat ini orang yang kita tuju sedang sibuk, sehingga kita terpaksa
mengganggu di sela-sela kesibukannya.
11.Jangan
menganggap bahwa panggilan telepon merupakan gangguan terhadap pekerja.
Bicaralah seperlunya sesuai dengan maksud pembic araan dan jangan bicara di
telepon sambil makan atau berdecak
12.Catat
hal-hal penting yang akan disampaikan.
13.Bersegeralah
minta maaf jika membuat kesalahan-kesalahan pada waktu bertelepon.
14.Akhiri
pembicaraan dengan tepat. Jangan lupa mengucapkan terima kasih (thank you) dan
kembali (you are welcome), serta mengucapkan salam Selamat pagi atau Selamat
siang ketika mengakiri pembicaraan.
15.Letakkan
gagang telepon dengan perlahan.
Hal-hal
yang harus dihindari sekretaris dalam berkomunikasi melalui telepon
·
Memakai bahasa
informal, terutama kepada orang yang belum akrab/asing
·
Berbicara dengan
orang lain selagi berbicara di telepon
·
Berbicara sambil
makan sesuatu atau mengunyah permen
·
Berbicara terl alu
banyak basa-basi
·
Berbicara dengan nada
kasar atau membentak
·
Berbicara dengan nada
memerintah
·
Penelpon dibiarkan
menunggu terlalu lama, tanpa penjelasan, hanya bunyi musik yang diperdengarkan
·
Panggilan telepon
disambungkan ke alamat yang salah berkali-kali
·
Nada dan intonasi
yang terkesan malas atau tak ramah.
0 komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar pada Blog ini